Manisnya Program Daya BTPN Memberdayakan UMKM dan Mass Market Menjadi Lebih Berarti
Manisnya
Program Daya BTPN Memberdayakan
UMKM
dan Mass Market Menjadi Lebih Berarti
BTPN memberdayakan UMKM dan Mass Market
(Sumber:
btpn.com)
Pagi-pagi
sekitar jam 03.00, saya dan istri sudah bergegas pergi ke Pasar Badung Bali
yang terletak di Kota Denpasar, Bali. Ya, pasar yang buka 24 jam dan terbesar
di Provinsi Bali menjadi tujuan saya untuk membeli bahan-bahan yang akan di
masak hari ini. Saya berharap bisa mendapatkan sayuran dan ikan yang masih
segar untuk diolah.
Luar biasa, pagi hari yang masih gelap
menjadikan suasana pasar sudah ramai sekali. Berbagai lapak dagangan pun sudah
mulai digelar untuk memajang barang dagangannya. Dari sayuran yang masih segar
sampai ikan laut yang baru dibongkar dari mobil. Sungguh, meriah sekali karena
lalu lalang pedagang dan pembeli, meskipun penerangan berasal dari lampu “bohlam”
seadanya.
Kurangnya
Modal Usaha
Saya
kagum sekali, di pagi hari yang masih gelap sekali, urat nadi perekonomian
sudah menggeliat. Berbagai jenis lapak dagangan pun menarik saya untuk
berbelanja.
“Ini
berapa jengkolnya bu?” tanya saya pada salah satu pedagang.
“Tiga
puluh ribu pak sekilo” jawabnya.
“Kalau
setengah kilo bisa tiga belas ribu bu?” tawar saya.
Hari
ini, saya berencana untuk memasak semur jengkol, karena tergoda masakan Padang
yang baru saya beli kemarin. Rasanya sungguh ajib sekali. Maknyus,
kata pak Bondan Winarno. Dan, saya ingin mencoba untuk memasaknya sendiri.
“Belum
dapat pak, modalnya tipis” jawab sang pedagang.
Saya
pun sebenarnya tidak tega untuk menawarnya, karena lapak dagangan sangat kecil
sekali dan yang dijual hanya sayuran jengkol dan petai. Pasti modal pun
seadanya, pikir saya. Tetapi, jiwa
ibu-ibu selalu berkata lain. Tidak afdhol
rasanya jika tidak menawar dan akan menjadi kepuasan batin jika tawarannya
dikabulkan. Entah, tawaran yang
dikabulkan harganya lebih mahal atau lebih murah dibandingkan dengan harga di tempat lain.
“Lho,
emangnya barang ini titipan atau kulakan sama orang” tanya
saya kembali.
“Ya,
kulakan dong pak. Kalau modalnya pakai uang bank enak bisa pinjam berapa saja.
Tapi kan harus pakai jaminan, saya nggak punya jaminan apa-apa. Jadi pakai
modal dagang seadanya” jawabnya yang membuka mata batin saya.
Saya pun akhirnya luluh untuk tidak menawar lagi.
“Oke
bu, setengah kilo saja ya”
jawab saya untuk meyakinkan belanja jengkol di pagi yang masih gelap.
Saya
pun akhirnya mencari barang belanjaan lainnya yang akan diperlukan untuk
memasak hari ini. Ratusan lapak dagangan pun telah memenuhi hampir semua
halaman pasar. Tentunya, ratusan usaha kecil berkompetisi untuk memikat pembeli
guna meraup rejeki.
Dari
percakapan saya dengan salah satu penjual di pasar tersebut memberikan
pemahaman yang berarti tentang artinya modal usaha untuk mengembangkan usaha.
Karena, dari ratusan lapak dagangan yang ada tentunya mereka menyewa tempat
alias tidak gratis. Dan, besarnya luas lapak dagangan berimbas terhadap
besarnya biaya sewa tempat dan usaha.
Bagi
yang bermodal besar, mereka mampu menyewa ruko yang berada di dalam pasar.
Sedangkan, bagi yang bermodal kecil atau pas-pasan hanya mampu menyewa lapak
dagangan di halaman pasar menggunakan meja seadanya. Bahkan ada yang menggelar
dagangan hanya beralaskan kantong plastik. Jelas
disesuaikan dengan kemampuan modalnya. Yang
membuat saya terharu, mereka adalah sosok yang tegar untuk menghidupi masa
depannya dan ikhlas mengarungi gelapnya pagi.
Saya pun sempat melihat
ibu-ibu tua yang masih kondisi mengantuk hanya menggelar dagangan berupa sayur
kacang lima ikat beralaskan wadah dari kayu yang dibalik posisinya. Hal ini
memberikan gambaran bahwa, para pedagang mempunyai lahan usaha yang disesuaikan
dengan kemampuan kondisi keuangan. Kondisi apapun mereka mau melakukannya. Karena,
mereka ingin mendapatkan rejeki buat sanak keluarganya.
Berbagai jenis UMKM dan mass market membutuhkan peran
serta semua pihak (Sumber: dokumen pribadi)
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
@@@@
<<<<<<<<<<<<<<<<<<<
=============================================
Memberdayakan
UMKM dan Mass Market
Peningkatan UMKM dan kondisi
masyarakat prasejahtera merupakan tanggung jawab pemerintah. Pengembangan usaha
dan pengentasan kemiskinan dari kondisi masyarakat prasejahtera menjadi
prasejahtera produktif (mass market)
tentunya melibatkan semua pihak. Termasuk pihak perbankan pun sangat berperan
dalam mencetak masyarakat prasejahtera produktif (mass market).
PT Bank Tabungan Pensiunan
Nasional (BTPN) merupakan salah satu bank nasional yang berperan dalam
mengembangkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan masyarakat
prasejahtera produktif (mass market).
Masyarakat pun bisa ikut andil dalam secara tidak langsung terhadap
pengembangan mass market di
Indonesia.
Perlu diketahui bahwa untuk
memberdayakan UMKM dan mass market
perlu adanya keterlibatan langsung ke lapangan. Oleh sebab itu, BTPN memahami
bahwa memberikan pinjaman kepada nasabah untuk modal usaha sangatlah
diperhatikan. Apalagi, keterlibatan langsung dalam memberdayakan nasabah adalah
kunci menuju pertumbuhan kinerja bisnis yang prima dan berkelanjutan.
Selanjutnya, BTPN rajin memberikan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas nasabah.
BTPN
mempunyai program yang fokus dalam pemberdayaan UMKM dan mass market yang bernama Daya. Daya merupakan
realisasi dan komitmen BTPN untuk membangun kapasitas nasabah secara
berkelanjutan dengan memberikan kesempatan untuk tumbuh dan hidup yang lebih
berarti sebagai program pemberdayaan mass
market yang berkelanjutan dan terukur.
Unit bisnis yang dikembangkan oleh BTPN adalah BTPN Purna Bakti, BTPN Mitra Usaha Rakyat, BTPN Mitra
Bisnis, BTPN Sinaya, dan BTPN Syariah. Sedangkan, tiga pilar Daya adalah: 1)
Daya Sehat Sejahtera (kesehatan), 2)
Daya Tumbuh Usaha (pengembangan usaha), dan 3) Daya Tumbuh Komunitas
(Komunitas). Segmen
Program Daya adalah masyarakat berpenghasilan rendah
termasuk para pensiunan, pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan
masyarakat prasejahtera produktif (mass market).
Sebagai informasi, BTPN yang ada di Bali saja telah memberikan
pelatihan kepada 347.964 nasabah. Pada
akhir September 2015, BTPN Bali telah menyelenggarakan 24.366 aktifitas Daya. Kondisi
ini memberikan impact yang luar biasa
atas program Daya yang telah dilakukan oleh BTPN. Kita pun bisa ikut andil
secara tidak langsung terhadap program pengembangan mass market yang ada di Indonesia. Bagaimana
kita bisa terlibat di dalamnya?
Caranya
mudah kok! Dengan menjadi nasabah BTPN, dana yang kita simpan
turut berperan dalam memberdayakan masyarakat yang berpenghasilan rendah serta
pelaku UMKM dengan meningkatkan kapasitas mereka agar mendapatkan penghidupan
yang Lebih Berarti di masa depan. Jadi, ada 2 keuntungan yang bisa kita raih
ketika kita menabung di BTPN, yaitu: memberikan tabungan masa depan untuk diri
kita dan ikut berperan dalam memberdayakan UMKM dan mass market.
Sebagai
contoh, kita menabung di BTPN untuk jenis Tabungan Taseto Mapan. Tabungan BTPN Taseto Mapan merupakan
Tabungan berjangka dengan bunga setara deposito untuk mewujudkan impian di
setiap tahap kehidupan dengan jangka waktu minimal 6 bulan, setoran awal minimal Rp. 500.000,-
dan serotan minimal Rp. 100.000,-.
Sedangkan, sebagai simulasi jika kita mau
menabung di BTPN untuk jenis Tabungan Taseto Mapan bisa lihat selengkapnya di sini. Dan sudah banyak mass market yang
mendapatkan manfaatnya untuk mendapatkan kapasitas yang Lebih Berarti melalui
program Daya BTPN.
Salah satu simulasi tabungan BTPN
(Sumber: menabunguntukmemberdayakan.com/screenshot)
Di akhir tulisan ini, saya sangat
berterima kasih kepada keberadaan UMKM dan mass
market. Perannya memberikan kemudahan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Terpenting, sosok mereka telah memberikan inspirasi yang luar biasa untuk
meningkatkan kapasitasnya. Tentunya, peranan BTPN melalui program Daya dan
masyarakat ikut memberdayakan kapasitas mereka. So, mari ikut berperan serta menjadikan UMKM dan mass market
menjadi Lebih Berarti.
Referensi:
Tag:
#Lebih Berarti
#Mass Market
#Memberdayakan
#UMKM dan Mikro
#BTPN
Post a Comment for "Manisnya Program Daya BTPN Memberdayakan UMKM dan Mass Market Menjadi Lebih Berarti "